Rabu, 25 Maret 2009

Agama dan Rasionalitas

AGAMA DAN RASIONALITAS
PERTEMUAN ANTARA ILMU, AGAMA, DAN FILSAFAT

A. Pengertian Agama, Rasio, Ilmu, dan Filsafat

Banyak ahli kesulitan dalam mendefenisikan mengarti dan menerangkan agama secara etimologi. Namun sering kita temui kata-kata yang semakna dengan agama, misalnya ad-Din (Arab), religion( Inggris), dan religie (Belanda) yang artinya sama. Sedangkan kata agama berasal dari bahasa sanskerta, kata agama berasal dsari kata a dan gama. A artinya tidak,sedangkan gama artinya kacau jadi arti agama artinya tidak kacau. Secara harfiah dapat kita artikan bahwa agama merupakan aturan yang tidak kacau(teratur) yang mengatur kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan sesame manusia, manusia dengan alam maupun yang mengatur kehidupan manusia dengan Tuhan.
Sedangkan secara istilah dalam kamus Bahasa Indonesia kita mendapakan uraian tentang agama sebagai berikut:
Agama(umum), manusia mengakui dalam agama adanya Yang Suci: manusia itu insafa, bahwa ada suatu kekuasaan yang memungkinkan dan melebihi segala yang ada. Kekuasaan inilah yang dianggap sebagai asal atau Khalik segala yang ada. Tentang kekuasaan ini bermacam-macam bayangan terdapat pada manusia, demikian pula cara membayangkannya. Demikianlah Tuhan dianggap oleh manusiasebagai tenaga ghaib diseluruh dunia dan dalam unsure-unsurnya atau sebagai Khalik rohani. Tenaga ghaib dapat menjelma a.l. dalam alam (animisme), dalam buku suci (Torat) atau dalam manusia (Kristus).
Rasio berasal dari kata ratio(latin), akal (Arab), budi(sanskerta) dan akal budi (Arab dan Sanskerta) akal budi atau rasio adalah satu potensi dalam rohani manusia yang berkesanggupan untuk mengerti sedikit secara teoritis realita kosmis yang mengeliliginya dalam dimana ia sendiri juga termasuk , dan secara praktis merobah dan mempengaruhinya.. Semua ilmu pengetahuan hanya dapat diperoleh dengan akal. Karena akal adalah organ yang mengolah berbagai informasi baik yang dating dari penglihatan maupun informasi dari jiwa manusia.
Sebelum kita mengartikan ilmu pengetahuan, sebaiknya kita bedakan dahulu antara pengetahuan dengan ilmu penghetahuan. Pengetahuan menurut James K. Feibleman ia merumuskan “Knowledge:relation between object dan subject” pengetahuan :hubungan antara obyek dan subjek. Jadi pengetahuan dapat diartikan pengetahuan adalah hubungan antara obyek yang dilihat atau diketahui dengan subjek yang mengetahui. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistemamengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hokum-hukum tentang hal-ikhwal yang diselidiki (alam,manusia, dan agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran manusia yang dibantu pengindraan manusiaitu, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan eksperimental.
Filsafat berasal kata philosophia(Yunani). Filsafat berasal dari kata phlilo dan shopia. Philo artinya cinta sedangkan shopia artinya kebijaksanaan/pengetahuan. Jadi filsafat dari segi bahasa artinya cinta kebijaksanaan atau cinta pengetahuan. Sedangkan menurut istilah filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami (mendalamu dan menyelami)secara radikal dan integral serta sistematik hakikat sarwa yang ada (Tuhan, manusia dan alam semesta)

B. Hubungan Ilmu, Agama dan Filsafat.

Ilmu, agama dan filsafat merupakan tiga sisi yang berbeda baik dari berbagai segi dan cakupannya. Namun ketiganya mempunyai keterkaitan antara satu dengan lainnya. Ilmu mempunyai cakupan yang luas dan dapat meliputi keduanya, filsafat juga mencakup keduanya yaitu ilmu dan agama. Jadi ketiganya mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.
Dalam bagian ini akan dijelaskan hubungan antara ilmu dengan agama, ilmu dengan filsafat dan filsafat dengan agama. Dengan kita membahas hubungan dan keterkaitan antara ilmu filsafat dan agama, maka kita akan menemukan titik temu, titik perbedaan dan titikm singgung yang akan menjadi pembahasan selanjutnya. Adapun yang menjadi pembahasan sekarang adalah hubungan antara ilmu, agama dan filsafat.
1. Hubungan Antara Ilmu dengan Agama.
Ilmu merupakan hasil dari pengetahuan manusia yang dilakukan dengan pemikiran yang mendalam dan dilakukan dengan pengamatan alam, penyelidikan, menysun perlengkapan dan mengontrol proses sehingga mencapai tujuan.
Agama dilihat dari sumbernya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu (1) agama budaya, yakni agama ciptaan manusia sendiri dan (2) agama wahyu, yakni agama yang diwahyukan Allah swt. Kepada manusia.
Ilmu mempunyai hubungan dengan agama. Hubungan ilmu terhadap agama adalah ilmu merupakap usaha pemahaman manusia terhadap agama. Ilmu pemahaman manusia terhadap agama disebut ilmu agama. Ilmu agama merupakan bagian dari ajaran dan landasan pokok agama yang bisa memahamkan manusia. Sehingga dengan adanya ilmu agama, maka agama dapat dipahami oleh manusia sebagai kebenaran.
2. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan.
Filsafat ialah “ilmu istimewa” yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah-masalah termaksud di luar atau di atas jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Jadi filsafat merupakan ilmu yang mencoba menjawab persoalan-persoalan manusia, persoalan-persoalan yang diluar batas ilmu pengetahuan biasa. Masalah-masalah yang dibahas dalam filsafat antara lain masalah yang berkaitan dengan manusia, alam semesta dan Tuhan. Sehingga masalah-masalah tersebut tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuan biasa.
Filsafat mempunyai obyek yang menjadi pembahasan. Obyek dalam filsafat dibagi mebjadi 2, yaitu. Obyek material filsafat dan obyek formal filsafat. Obyek material filsafat adalah obyek yang menjadi obyek pemikiran filsafat, obyek material filsafat yaitu hakikat Tuhan, hakikat alam, dan hakikat manusia. Sedangkan obyek formal filsafat ialah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya, sampai ke akar-akarnya) tentang obyek material filsafat (sarwa yang ada).
Filsafat dan ilmu pengetahuan mempunyai perbedaan, tetapi keduanya mempunyai hubungan. Ilmu pengetahuan mempunyai tugas mengamati alam, menyusun perlengkapan, dan mengontrol proses untuk menjadi tujuan ilmu, sedangkan filsafat mempunyai tugas menkritik, menilai, dan mengkoodinasikan, mencari hakikat, dan menghubungkan penemuan-penemuan ilmu dengan tuntutan agama, moral dan seni.
3. Hubungan Filsafat dengan Agama.
Agama dan filsafat adalah dua sosok yang berbeda baik dari latar belakang kelahirannya maupun dalam penempatan porsi sebagai kebenaran. Filsafat lahir dari pandangan dan hikmat yang tentu juga dilatar belakangi oleh suatu keyakinan. Baik itu keyakinan atas Tuhan yang universal atau keyakinan atas Tuhan dari kepercayaan Budha, Islam atau Kristen maupun keyakinan atas ketidak adaan Tuhan.
Filsafat merupakan hasil daya upaya akal yang dilakukan manusia untuk memahami(menyelami dan memahami)secara radikal dan integral serta sistematik untuk memahami sarwa yang ada(hakikat Tuhan, hakikat alam, dan hakikat manusia). Jadi bila kita perhatikan dengan seksama bisa kita simpulkan bahwa wilayah cakupan yang dibahas dalam lingkup filsafat sangat luas dan mendalam untyuk mencari kebenaran tentang hakikat manusia, alam dan Tuhan. Namun filsafat dalam upaya mencari kebenaran alat atau tolok ukurnya adalah akal, atau sumber utama kebenaran filsafat adalah akal atau rasio. Jadi kebenaran dalam filsafat tergantung pada kemampuan akal dalam memahami suatu persoalan dan kebenaran yang diperoleh pun seringkali bersifat relatif artinya kebenaran yang diperoleh antara filosof satu dengan yang lain berbeda-beda, kadang sama, ataupun kadang bertentangan antara satu dengan yang lain.
Filsafat dan agama mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari kebenaran filsafat dan agama juga membicarakan tentang hal yang sama, yaitu berbicara tentang tuhan. Filsafat dan agama mempunyai hubungan yang sama yaitu membicarakan masalah ketuhanan. Filsafat dan agama mempunyai sumber dan tolok ukur yang berbeda. Agama tolok ukur utama adalah wahyu, sedangkan filsafat tolok ukur utamanya adalah akal. Filsafat jika berbicara masalah ketuhanan terdapat dua perbedaan yang sangat mencolok dan sulit untuk dipertemukan. Dalam masalah ketuhanan filsafat terbelah dalam dua perspektif yang berbeda, yaitu idealis dan matrealis. Filsafat yang menganut paham matrealis berkesimpilan bahwa Tuhan itu tidak ada, karena menurut mereka alam adalah sumber dari segala sesuatu dan alam tidak terdapat sesuatu apapun kecuali yang bergerak jadi tidak ada ruang bagi Tuhan. Sedangkan yang menganut paham idealis mereka berkesimpulan Tuhan itu ada. Karena menurut mereka realitas yang ada adalah produk dari ide yang universal dan mutlak itu sering diidentifikasikan dengan Tuhan.

C. Relevansi dan Relasi Antara Ilmu, Filsafat dan Agama
Dalam bab ini saya akan membahas relevansi dan relasi antara ilmu, filsafat dan agama. Filsafat dan agama merupakan tiga institusi kebenaran. Ketiganya mempunyai ciri-ciri tersendiri dalam mencari, menghampiri, dan menemukan kebenaran. Dari ketiga institusi manusia merupakan tiga jalan untuk mencari kebenaran, dengan jalan ini manusia mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran.
ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistem mengenai kenyataan, struktur, bagian-bagian dan hukum-hukum hal-ikhwal yang diselidiki (alam, manusia, dan juga agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran manusia yang dibantu pengindraan, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan eksperimental.
FILSAFAT
Filsafat adalah daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami (mendalami dan menyelami) secara radikal dan integral untuk mencari kebenaran sarwa atau hakikat sesuatu (hakikat tuhan, hakikat alam, dan hakikat manusia).
AGAMA
Agama pada umumnya adalah ialah:
- satu sistema credeo(tata keimanan atau keyakinan) atas suatu yang mutlak diluar manusia.
- satu sistema ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggap mutlak itu.
- agama adalah suatu norma hukum yang mengatur hubungan kehidupan manusia. Agama sebagai norma yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan atau kekuatan mutlak.
Agama bila dilihat dari sumber ajarannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Agama Samawy, adalah agama yang sumber ajarannya dari wahyu Tuhan.
Agama Budaya adalah agama yang sumber ajarannya bersumber dari manusia (perenungan, tabiat manusia, filsafat).atas kekuatan yang di luar dirinya.
Agama Islam adalah agama yang sumber ajarannya berasal dari Allah swt yang diwahyukan melalui para nabi dan rasul yang sampaikan kepada ummat manusia. Agama Islam adalah agama yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, alam semesta dan sesama manusia juga mengatur hubungan dengan makhluk alam ghaib. Agama Islam mempunyai tujuan agam manusia selamat dan bahagia baik didunia dan akhirat.
TITIK PERSAMAAN
Dilihat dari tujuannya antara ilmu, agama, dan filsafat mempunyai tujuan yang sama yaitu bertujuan pada kebenaran. Ilmu pengetahuan mempunyai metode sendiri dalam mencari kebenaran tentang alam termasuk manusia. Filsafat mempunyai karakter sendiri dalam mencari kebenaran, baik tentang alam, manusia ataupun Tuhan. Filsafat mempunyai karakter tersendiri yaitu filsafat berusaha untuk menjawab persoalan yang tidak dapat dijawam oleh pengatahuan biasa, dan filsafat dalam persoalan mencoba menjawab kebenaran selalu mengaitkan dengan ilmu lain sehingga diperoleh jawaban atas persoalan yang dihadapi. Seda ngkan agama mempunyai karakter tersendiri, yaitu agama memberi jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia; baik tentang alam, manusia, maupun dengan Tuhan.
TITIK PERBADAAN
Ilmu dan filsafat dilihat dari sumbernya mempunyai seumber yang sama yaitu ra`yu (akal, budi, rasio). Sedangkan agama bersumber dari wahyu Allah.
Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan penyelidikan (riset, research), pengalaman (empiris), dan percobaan (eksperimen) sebagai batu ujian. Filsafat dalam mencari kebenaran dengan cara menualangkan akal-budi secara radikal integral secara unversal serta tidak terikat pada ikatan manapun kecuali ikatan tangannya sendiri yang bernama logika. Sedangkan agama dalam menghampiri kebenaran atas jawaban dari persoalam asasi bersumber dari kitab suci, kodifikasi. Firman ilahi untuk manusia di atas planet bumi ini.
TITIK SINGGUNG
Tidak semua masalah yang dipertanyakan mausia dapat diselesaikan oleh ilmu pengetahuan, karena ilmu pengatahuan terbatas oleh subjek dan obyaknya(objek material maupub obyek formanya), maupun metodologinya. Tidak semua masalah yang tidak atau belum dijawab oleh ilmu lantas terjawab oleh filsafat, karena jawaban yang diberikan filsafat bersifat spekulatif dan juga alternative. Jawaban yang diberikan filsafat tentang suatu masalah asasi sejalan dengan titik tolak ahli filsafat tersebut. Agama memberi jawaban atas pelbagai persoalan asasi yang tidak terjawab oleh ilmu, namun belut terjawab secara bulat oleh filsafat. Namun tidak semua persoalan manusia semuanya terjawab dengan agama, namun ada beberapa persoalan yang yang tiada jawabannya oleh agama, antara lain;
Pertama, soal-soal kecil, detail yang tidak principal, hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan pokok-pokok agama, seperti iman.
Kedua, persoalan yang tidak secara langsung dijelaskan oleh al-Qur`an dan al-Hadits, hal-hal tersebut diserahkan kepada ijtihad(pemikiran yang tidak berlawanan dengan al-Qur`an dan al-Hadits).
Ketiga, persoalan yang tetap dianggan misteri yang tidak dapat dijangkau oleh akal budi dan fakultas-fakultas rohani manusia lainnya karena keterbatasannya, yang karena merupakan ilmu Allah, dan dengan kebijaksanaan-Nya tidak dilimpahkan kepada manusia, seperti hakikat ruh, hakikat qada` dan qadar dsb.

D. Pengaruh Filsafat Terhadap Pemikiran Ummat Islam..
Seiring dengan perluasan wilayah kekuasaan Bany Umayah maka kekuasaan kerajaan islam semakin luas. Dengan semakin luasnya kekuasaan maka tidak dapat dipungkiri pengaruh budaya dari luar Arab. Disamping semakin luasnya wilayah kekuasaan Islam maka semakin semakin banyak ummat selain Islam yang masuk Islam. Sehingga tidak dapat dipungkiri para mualaf yang masih membawa pengaruh agama lama mereka terhadap pemahaman terhadap agama Islam yang baru mereka anut.
Disamping pengaruh agama lama para mualaf terhadap agama baru mereka yaitu agama Islam. Ummat Islam juga dihadapkan pada perkembangan keilmuan diluar Islam yang, maka secara tidak langsung ilmu-ilmu di luar Islam memperngaruhi ummat Islam. Ilmu yang sangat berpengaruh bagi ummat Islam pada waktu itu adalah filsafat. Filsafat pada waktu itu sangat berpengaruh terhadap masyarakat di luar Arab terutama Filsafat Yunani. Filsafat Yunani didaerah diluar arab seperti Irak, Mesir, dll filsafat Yunani sudah berpengaruh terhadap masyarakat.
Pengaruh filsafat Yunani terhadap ummat Islam pada waktu itu berkembang dan berpengaruh terhadap ummat Islam sekitar abad ketujuh pada masa pemerintahan Bany Abasiyah. Pada saat itu pengaruh filsafat sangat besar terutama pada zaman Bany Abasiyah banyak penerjemahan buku-buku barat ke dalam bahasa Arab. Seiring dengan penerjemahan buku-buku Yunani ke dalam Bahasa Arab sedikit banyak filsafat sangat berpengaruh terhadap pemikiran ummat Islam. Sehingga lahirlah para filosof Islam seperti al-Kindhi, al-Farabi, Ibnu Sina dll.
Namun filsafat Islam pada saat itu masih ada kerancuan, kerancuan filsafat pada saat itu masih dikacaukan dengan dua dimensi keilmuan. Filsafat pada saat itu masih dikacaukan antara filsafat Islam dengan ilmu kalam. Sebab perkembangan filsafat pada saat itu seiring dengan perkembangan ilmu kalam dan filsafat pada saat itu sangat berpengaruh bagi para pemikir Islam terutama sebagai argumen rasional untuk mempertahankan pendapat mereka para pemikir Islam lain yang berbeda paham atau aliran. Sehingga filsafat pada saat itu filsafat masih sangat kental dengan ilmu kalam.

E. Korelasi Ilmu, Filsafat dan Agama.
Ilmu pengetahuan dan filsafat mempunyai andil besar terhadap pemahaman ajaran agama terutama umat Islam. Ilmu pengetahuan lahir dari dari eksperimen, penyelidikan, dan pemahaman terhadap obyek tertentu. Bila agama yang dijadikan objek ilmu pengetahuan, maka lahirlah ilmu agama atau ilmu pengetahuan tentang agama. Filsafat pada dasarnya mempunyai karakter tersendiri, yaitu mengkritik, menilai dan mengkoordinasikan dengan ilmu lain. Sedangkan agama adalah institusi kebenaran yang bersumber dari wahyu Tuhan.
Filsafat jika mengkaji masalah agama, filsafat mempunyai peranan untuk mengkaji sumber ajaran agama, mengkaji kebenaran ajaran agama dan mengkorelasikannya dengan ilmu lain sehingga memperoleh kebenaran yang hakiki dan dapat diterima olah akal manusia. Filsafat disamping filsafat mengkaji kebenaran ajaran agama dan mengkorelasikannya dengan ilmu lain, filsafat juga mengkaji pengaruh ajaran agama terhadap perilaku pemeluknya.